Selasa, 15 Oktober 2019

Kapal Bandong Tak Lekang di Telan Zaman




            Orang di Indonesia bahkan di dunia mungkin tidak asing ketika mendengar nama Provinsi Kalimantan Barat. Salah satu Provinsi di Pulau Kalimantan yang ibu kotanya dilintasi oleh garis Khatulistiwa atau garis Equator. Banyak juga yang sudah tidak asing dengan Tugu Khatulistiwa di Pontianak, Danau Sentarum di Kapuas Hulu, ikan arwana ataupun hal lain yang menjadi ciri khas Kalimantan Barat.
            Tapi tak banyak pula yang mengetahui soal kapal bandong yang akan kita ulas dalam tulisan ini. Mendengar kapal bandong mungkin banyak yang beranggapan keterkaitannya dengan kota Bandung di Jawa Barat. Tidak! ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kota yang dijuluki kota kembang tersebut.
            Kapal bandong ialah kapal yang berbentuk menyerupai rumah masyarakat melayu yang ada di Kalimantan Barat. Kapal ini terbuat dari kayu dengan panjang kurang lebih 20 meter dan lebar 12 meter serta dilengkapi dengan mesin diesel sebagai tenaga pendorong. Ada juga yang memberi julukan sebagai rumah terapung. Didalam kapal juga persis berfungsi sebagai rumah semestinya. Terdapat sekat-sekat yang bisa dijadikan kamar, dapur dan gudang tempat menyimpan barang. Uniknya teras rumah biasanya dijadikan tempat juru mudi kapal tersebut.
Orang yang naik kapal bandong serasa sedang berada dirumah bahkan untuk kapal bandong yang sudah moderen sudah terpasang televisi atau tape untuk menghilangkan rasa bosan selama perjalanan. Kapal ini pernah berjaya pada tahun 1960an sampai 1970an yang menjadikan kapal ini primadona transpostasi disepanjang sungai kapuas.
 
            Di era tahun 1970-an kapal bandong ini menapaki puncak kejayaannya di sepanjang aliran sungai Kapuas. Manusia maupun barang, diangkut menggunakan kapal ini menyusuri sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Mulai dari Kota Pontianak hingga ke daerah-daerah pedalaman di Kabupaten Sanggau, hingga Kapuas Hulu karena pada saat itu adalah saat di zaman infrastruktur seperti jalan raya yang menghubungkan antar kota atau kabupaten di Kalimantan Barat masih jarang dan langka. Dengan kapal inilah sungai-sungai yang ada di Kalimantan Barat di arungi dengan gagah. Kapal bandong ini menjadi saksi sejarah perkembangan pesisir sungai di Kalimantan Barat.
            Semakin pesatnya perkembangan zaman sekarang kapal bandong jumlahnya sudah sangat berkurang secara signifikan karena pilihan transportasi yang terlalu banyak dan dapat menghemat waktu jika melewati jalan darat daripada jalur sungai. Di Pontianak masih dapat kita jumpai kapal bandong ini bersandar di pelabuhan kecil Kapuas Indah atau di pelabuhan Senghi walaupun keberadaannya bisa dihitung dengan jari.
            Selain itu juga di Kabupaten Sintang juga terdapat monumen kapal bandong yang dibangun untuk mengenang kembali jasa orang yang sudah membuat kapal bandong ini dimasa silam.

                                                                                               

With Kadin We Make and Love Local Pride From Indonesian

B erb icara soal kebudayaan Indonesia memang tidak akan ada habisnya dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah memiliki kebudayaan dan ...