Orang di Indonesia bahkan di
dunia mungkin tidak asing ketika mendengar nama Provinsi
Kalimantan Barat. Salah satu Provinsi di Pulau Kalimantan yang ibu kotanya
dilintasi oleh
garis Khatulistiwa atau garis Equator. Banyak juga yang sudah tidak asing
dengan Tugu Khatulistiwa di Pontianak, Danau Sentarum di Kapuas Hulu, ikan
arwana ataupun hal lain yang menjadi ciri khas Kalimantan Barat.
Tapi tak banyak
pula yang mengetahui soal kapal bandong yang akan kita ulas dalam tulisan
ini. Mendengar kapal bandong mungkin banyak yang beranggapan keterkaitannya
dengan kota Bandung di Jawa Barat. Tidak! ini sama sekali tidak ada kaitannya
dengan kota yang dijuluki kota kembang tersebut.
Kapal
bandong ialah kapal yang berbentuk menyerupai rumah masyarakat melayu yang ada
di Kalimantan Barat. Kapal ini terbuat dari kayu dengan panjang kurang
lebih 20 meter dan lebar 12 meter serta dilengkapi dengan mesin diesel sebagai
tenaga pendorong. Ada juga yang
memberi julukan sebagai rumah terapung. Didalam kapal juga persis berfungsi
sebagai rumah semestinya. Terdapat sekat-sekat yang bisa dijadikan kamar, dapur
dan gudang tempat menyimpan barang. Uniknya teras rumah biasanya dijadikan
tempat juru mudi kapal tersebut.
Orang yang naik
kapal bandong serasa sedang berada dirumah bahkan untuk kapal bandong yang
sudah moderen sudah terpasang televisi atau tape untuk menghilangkan rasa bosan
selama perjalanan. Kapal ini pernah berjaya pada tahun 1960an sampai 1970an
yang menjadikan kapal ini primadona transpostasi disepanjang sungai kapuas.
Di era tahun 1970-an
kapal bandong ini menapaki puncak kejayaannya di sepanjang aliran sungai
Kapuas. Manusia maupun barang, diangkut menggunakan kapal ini menyusuri sungai
Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Mulai dari Kota Pontianak
hingga ke daerah-daerah pedalaman di Kabupaten Sanggau, hingga Kapuas Hulu
karena pada saat itu adalah saat di zaman
infrastruktur seperti jalan raya yang menghubungkan antar kota atau kabupaten
di Kalimantan Barat masih jarang dan langka. Dengan kapal inilah sungai-sungai yang ada di Kalimantan
Barat di arungi dengan gagah. Kapal
bandong ini menjadi saksi sejarah perkembangan pesisir sungai di Kalimantan Barat.
Semakin pesatnya perkembangan zaman
sekarang kapal bandong jumlahnya sudah sangat berkurang secara signifikan karena pilihan transportasi
yang terlalu banyak dan dapat menghemat waktu jika melewati jalan darat daripada jalur sungai. Di Pontianak masih
dapat kita jumpai kapal bandong ini bersandar di pelabuhan kecil Kapuas Indah
atau di pelabuhan Senghi walaupun keberadaannya bisa dihitung dengan jari.
Selain itu juga di
Kabupaten Sintang juga terdapat monumen kapal bandong
yang dibangun untuk mengenang kembali jasa orang yang sudah membuat kapal bandong ini dimasa silam.