Siapa yang tidak kenal
dengan tempat wisata belanja yang bernama Malioboro?
Tentu masyarakat Indonesia khususnya yang senang akan travelling sangat mengetahui jalan Malioboro ini, tetapi siapa sangka di jalan yang penuh dengan keramaian hiruk pikuk kendaraan dan para turis domestik dan turis asing yang asyik berwara-wiri di pusat wisata belanja Yogyakarta ini, ada seorang pria senja yang duduk tersenyum di kursi plastik yang selalu dibawa kemana pun beliau pergi. Beliau duduk tersenyum kepada siapa saja yang dilihatnya dan terkadang tak segan ia menyapa orang-orang yang ada di sekitarnya.
Tentu masyarakat Indonesia khususnya yang senang akan travelling sangat mengetahui jalan Malioboro ini, tetapi siapa sangka di jalan yang penuh dengan keramaian hiruk pikuk kendaraan dan para turis domestik dan turis asing yang asyik berwara-wiri di pusat wisata belanja Yogyakarta ini, ada seorang pria senja yang duduk tersenyum di kursi plastik yang selalu dibawa kemana pun beliau pergi. Beliau duduk tersenyum kepada siapa saja yang dilihatnya dan terkadang tak segan ia menyapa orang-orang yang ada di sekitarnya.
doc. es |
Dengan santai pria yang
sudah tidak jelas penglihatannya ini duduk di pedestrian Malioboro. Sembari
menunggu calon pasiennya, beliau bercengkerama dengan beberapa pedagang kasongan
yang ada di dekatnya. Warto Utomo namanya, beliau merupakan salah satu anggota
dari Paguyuban Ahli Pijat Malioboro. Paguyuban Ahli Pijat
Malioboro ini adalah salah satu komunitas pijat yang ada di Jalan Malioboro. Paguyuban
yang berdiri sejak awal tahun 2018 ini hanya beranggotakan 12 orang termasuk
pak Warto Utomo ini. Diantara 12 orang anggota ahli pijat yang ada di paguyuban ini
terdapat tiga orang wanita dan sisanya adalah anggota pijat laki-laki. Mereka beroperasi
di jalan Malioboro sesuai dengan ketentuan dan kemampuan kinerja mereka
masing-masing.
Khusus pak Warto
sendiri, sebelum beliau ikut bergabung di Paguyuban Ahli Pijat Malioboro ini, ia
sudah lama menggeluti profesi sebagai ahli pijat. “saya diajari kakek saya
cara memijat, dan pada usia 20 tahun saya dibawa ke Jakarta oleh paman saya
untuk mencari uang”, tutur pak Warto yang lahir pada tahun 1942 ini. Dengan
senang hati beliau menceritakan kisah hidupnya yang bersahaja kepada penulis. Saat
berada di Jakarta beliau bekerja dengan cara menjual air mineral sebagai
pedagang kasongan diselingi dengan bekerja sebagai ahli pijat. Kemudian pada
tahun 1982 pak Warto kembali ke Yogyakarta dan tetap menggeluti profesinya
hingga saat ini.
Pak Warto Utomo bekerja
sebagai ahli pijat urat yang setiap harinya beroperasi dengan dua jadwal, yaitu
pada siang hari beliau akan menunggu calon pasiennya di pedestrian depan kantor
DPRD Yogyakarta di jalan Malioboro, sedangkan pada malam hari beliau akan
berada di pedestrian sebelah hotel Mutiara, tepatnya persis di depan gerobak
lumpia Samijaya.
doc. es |
Tentu penghasilan pak Warto
tidak menentu setiap harinya karena pasien yang dipijat pak Warto tidak
dikenai tarif alias membayar dengan sukarela. Beliau yang berasal dari Patuk, Kabupaten
Gunung Kidul ini berkata “Penghasilan saya ga mesti, kadang kalau di jalanan
ini ada yang kasi Rp.50.000 hingga Rp. 100.000, bahkan ada juga yang kasi
Rp.25.000 hingga Rp. 30.000 saja”. Tidak menentukan tarif
kepada pasien pijat adalah ketentuan yang berasal dari Paguyuban Ahli Pijat
Malioboro ini. Aturan ini berlaku kepada semua anggota pijat yang aktif
bekerja.
Wah, sungguh mulia ya
pekerjaan dari para anggota Paguyuban Ahli Pijat Malioboro ini. Dengan ikhlas mereka
bekerja menyembuhkan rasa sakit atau rasa lelah yang dihadapi pasien setelah
penat berjalan mengelilingi wisata Maliboro dengan biaya sukarela. Jika anda
termasuk turis yang mudah lelah saat berwisata di kota Yogyakarta khususnya di
jalan Malioboro, sangat mudah untuk mencari anggota Paguyuban Ahli Pijat Malioboro
ini. Mereka para anggotanya akan mengenakan pakaian berwarna biru dengan bertuliskan
Paguyuban Ahli Pijat Malioboro di belakang kaosnya, kemudian lebih mudahnya lagi
anda bisa dengan mudah mengenal mereka dengan melihat tanda pengenal yang digantung
di leher dengan bertuliskan name tag jasa pijat.
doc. es |
Khusus untuk anggota
pijat ini juga mereka akan mengenakan kartu identitas yang menandakan bahwa
mereka memang ahli dalam hal memijat. Sooo, jangan takut untuk mencoba jasa
Paguyuban Ahli Pijat Maliboro ini, selain harganya terjangkau mereka juga sangat
ramah terhadap para pengunjung. *dpm*
#janganlihatremeh #janganpandangrendah #oranghebat #ceritainspiratif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar