Es Jadoel Mbah Tukiman |
Akan ada sedikit drama
di awal perkenalan dengan orang hebat kali ini. Dramanya adalah cerita tentang
pertama kali saya dan calon suami saya bertemu dengan beliau secara tidak
sengaja. Kala itu malam minggu. Yaa biasa lah layaknya kawula muda pacaran. Saya
dan calon suami saya waste ours time
dengan keliling jogja. Sampai akhirnya hujan mengguyur jogja malam itu.
Gerimis. Ya hujan yang terbilang rintik-rintik itu termasuk air dari langit
yang lumayan bisa membuat baju kami basah. No. jangan berfikir ngeres dulu ya..
dalam gerimis hujan itu kami tetap melaju berkeliling kota istimewa ini.
Ya begitu lah hobi saya
dan calon suami saya. Tetap keliling kota walaupun tidak ada tujuan. Akhirnya
sang calon suami saya mungkin lelah ya boncengin saya yang mulai kedinginan.
Tepatnya kelaparan sih.. hehe.. doi pun bilang ke saya “kite ke Alkid jak ye”
(dengan logat Kota Pontianaknya yang khas itu). Dan saya pun mengiya kan
ajuannya.
Oh ya Alkid sebutan
warga Jogja untuk sebuah alun-alun sebesar lapangan bola yang terletak di
selatan keraton Jogja. Alkid merupakan tempat wisata yang ketika malam sangat
ramai pengunjungnya karena ada banyak jajanan di sana dan yang membuat ciri
khasnya adalah adanya Odong-Odong. (Next pankapan saya ceritain tentang Alkid
ini yah… )
Biasanya di Alkid, saya
dan calon suami saya ke tempat duduk favorit kami. Maklum lah saking lamanya
tinggal di Jogja kami berdua sampe punya tempat duduk favorit. Spot di mana
kami bisa melihat semua view yang ada di Alkid. Sebelum ke menuju tempat duduk
favorit, kami sempat muter Alkid dua kali sampai akhirnya dengan dengan tidak
sengaja (lagi), calon suami saya melihat ada mbah-mbah yang jualan menggunakan
sepeda. Doi langsung bilang ke saya “Zi, itu kan bapak yang kita ketemu kemaren
kan, coba lah liat”). Tanpa sengaja si doi melihat bapaknya. Saya akui juga neh
doi selalu ingat dengan siapa saja orang
yang pernah kami temui dengan cara yang hebat juga.
Singkat cerita saya pun
membenarkan bahwa yang di lihat calon suami saya itu adalah orang yang selalu
kami cari selama ini. Wah, drama apa lagi ini ya….. hahaha
Jadi tuh begini, duh
ceritain gak ya. Bakalan panjang neh kalau diceritain awal mula bertemu dengan
mbah ini. Ehm, pokoknya singkat cerita saya pernah ketemu beliau sebelumnya
tetapi saya tidak mengetahui apa yang di jual mbah ini.
Setelah bertemu lagi
sekian lama akhirnya saya tahu namanya beliau adalah Mbah Tukiman. Malam
pertama saya bertemu beliau sekitar pukul 23.00, dan barang dagangannya sudah
hampir ludes saat itu. Saya hanya berbicara singkat dengan Mbah Tukiman, karena
kondisi udara yang dingin dan mbah juga sepertinya sudah mau pulang ke rumah.
Yang saya tau, rumah mbah Tukiman jauh dari kota Jogja.
Mbah Tukiman dan barang Dagangannya |
Sempat saya dan calon
suami saya membuntuti beliau bersepeda, tetapi malam itu kami kehilangan jejak.
Esoknya saya masih ingin bertemu beliau tapi sayangnya tidak berjodoh. Saya
tidak melihat mbah berjualan di Alkid. Hari kedua saya pun masih memantau
beliau, hari ketiga dan hari seterus saya dan calon suami saya tidak berhasil
menemukan beliau. Sampai kami punya pikiran masing-masing. Yaa, memang kala itu
jogja hampir setiap hari diguyur hujan deras sampai calon suami saya befikir
mungkin karena hujan mbahnya tidak jualan atau pindah lapak. Tetapi entah
kenapa firasat saya mengatakan hal yang berbeda. Feeling saya bilang
jangan-jangan mbah Tukiman sakit. Atau aaaaaaaaargh sudahlah. Sampai hari
kedelapan yeaaaaaay, Finally seperti orang yang ketemu pacar setelah LDR lama
rasanya. Malam itu sekitar pukul 19.00 saya iseng lagi dengan calon suami saya
jalan-jalan ke Alkid. Dalam hati udah ada kepikiran mau ketemu mbah Tukiman
lagi. Ternyata Mbah Tukiman ada di pinggir jalan sedang menjajakan barang
dagangannya.
Tanpa berfikir lama
saya dan calon suami saya segera menghampiri beliau. Aaaah, kangen sekali rasanya
dengan beliau. Kali ini saya tidak akan melewati kesempatan bertemu dengan mbah
Tukiman ini. Saya dan calon calon suami saya membeli dagangannya yang sangat
enak ini. Tentu sambil memakan es jadoelnya ini saya berbincang ria dengan
beliau. Sayangnya mbah Tukiman saat itu sedang sakit sehingga beliau tidak bisa
berbicara dengan keras.
Mbah Tukiman dan Es Jadoelnya
Jadi awal mulai
kisahnya ini adalah kalau mbah Tukiman ini sudah mulai berjualan
es jadoelnya sejak tahun 1965 di Pulau Sumatra. Kemudian beliau pindah ke Jogja dan
berjualan hingga kini. Mbah tukiman ternyata tinggal di Daerah Kasongan,
Bantul, Yogyakarta. Tepatnya di Perumahan Notokenongo Asri ke arah selatan di
RT 07 Dusun Gipangan, rumah beliau terletak tiga rumah dari perumahan itu.
Jika kamu tahu Kasongan merupakan daerah yang lumayan sangat jauh untuk seorang mbah Tukiman yang
berjualan menggunakan sepeda tuanya itu. Untuk berjualan di Alun-alun Kidul beliau
akan berangkat dari rumah sekitar pukul 15.00 WIB dan mulai mengayuh sepedanya
hingga Alkid sekitar pukul 17.30 WIB menjelang magrib. Dan beliau akan
berjualan sampai dagangannya habis ya sekitar pukul 24.00 WIB, kemudian beliau
baru akan pulang ke rumah lagi. Perjalanan menuju pulang ke rumah mbah Tukiman
akan menyusuri jalan jogja, menyebrangi perempatan ringroad selatan dan melewati
tiga kali jalan tanjakan untuk sampai ke rumahnya. Perjalanan yang menurut saya
lumayan jauh untuk seorang pria yang berusia 79 tahun ini, dan hal itu ia lakukan setiap
hari jika dalam keadaan kondisi tubuh yang sehat.
Sepeda Tua mbah Tukiman Yang Digunakannya Setiap Hari Untuk Berjualan |
Sungguh salut saya
dengan perjuangan mbah Tukiman yang di usia rentanya ini ia masih mampu
berjualan jauh hingga dini hari. Beliau berjualan tanpa mengenal lelah. Walaupun baru sembuh dari sakitnya beliau tetap mengayuh sepedanya untuk mencari sesuap nasi. Di rumah beliau tinggal bersama sama istri dan
anaknya. Untuk membuat Es jadoel ini mbah Tukiman bekerja sama dengan ibu RT
yang ada di sekitar rumahnya. Tentu tujuannya mengajak ibu RT untuk membuat es jadoel ini adalah mbah Tukiman ingin melestarikan resep es jadoel ini kepada orang yang beliau percayai bisa dan mau untuk membuatnya agar tidak punah. Dengan keaslian resep yang mbah Tukiman miliki ia
membuat es jadoel secara alami. Es jadoel mbah Tukiman ini termasuk murah. Cukup
merogoh uang sekitar Rp. 2.500, kamu sudah bisa menikmati es jadoelnya yang
benar-benar akan mengingatkan kita saat jajan sekolah dasar dahulu. Es jadoel
yang mbah Tukiman jual ini juga terdiri dari beragam variasi. Mulai dari es
rasa cokelat, kacang hijau, nanas, hingga strowbery ada.
Mbah Tukiman akan
berjualan setiap hari sesuai dengan kemampuan kesehatannya. Selain berjualan di
malam hari di Alkid, mbah Tukiman juga berjualan di siang hari pada setiap hari
minggu. Beliau berjualan di pasar Pasty zona tumbuhan hias. Kemudian menjelang
sore baru beliau akan mengayuh sepedanya ke arah Alun-alun Kidul.
Nah, buat teman-teman
yang sedang jalan-jalan ke Alun-alun Kidul Jogja, dan melihat mbah Tukiman. Jangan lupa
dilariskan yah dagangannya. Siapa tau dengan membeli sepotong es Jadoelnya
kita bisa membantu mbah Tukiman. Doakan selalu beliau untuk tetap sehat dan
melestarikan kuliner unik ini ya teman-teman.. *dpm*
Peralatan yang Biasa Di bawa Mbah Tukiman Selama Jualan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar