Jumat, 19 April 2019

Berbagi Tak Akan Rugi Bersama Dompet Dhuafa


Seorang nenek sedang istirahat di salah satu pusat perbelanjaan pusat kota pada malam hari

Hai teman.
Sebenarnya apa yang ada di dalam pikiran kamu jika bertemu dengan seorang tunawisma? Bertemu ibu-ibu berusia senja dengan kondisi beliau sedang memikul karung barang bekas yang besar seperti ia sedang menanggung beban yang sangat berat di pasar? Bertemu bapak-bapak yang sedang tiduran di emperan kaki lima tanpa alas tidur yang layak, berbaring di lantai semen dalam keadaan meringkuk seperti udang sambil menahan lapar dan dinginnya malam? Bertemu tekyan sambil membawa kaleng bekas tanpa alas kaki dan pakaian yang compang-camping di perempatan lampu merah?
 Oh ya sebelumnya saya ingin menceritakan sedikit tentang tekyan. Kamu mungkin tidak akan mendapatkan pengertian tentang tekyan jika mencari kata tersebut di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tekyan merupakan singkatan dari sitik-sitik doyan. Istilah ini digunakan oleh warga Jogja untuk menyebut anak jalanan yang jika diberi sedikit rezeki mereka mau menerimanya dengan senang hati. Misalnya diberi sepotong kue, oke. Diberi nasi sebungkus, oke. Bahkan diberi sebatang rokok mereka juga oke dan tidak menolak asal bisa menyambung hidup dan masih bisa merasakan kenikmatan hidup walau sedikit.
Nah, kembali ke permasalahan sebelumnya ya, bagaimana dengan perasaan kamu ketika melihat seorang ibu yang sudah berusia senja dan bertubuh rapuh masih menopang beban berat dipundaknya? Beliau berjalan tertatih-tatih di jalanan yang bising tanpa alas kaki, tanpa perlindungan kepala dari teriknya matahari. Tubuhnya yang kurus hanya berbalut pakaian seadanya yang compang-camping asal menutup auratnya saja. Beliau berjalan menuju ke pasar untuk berharap ada yang bisa ia jual untuk mendapatkan sesuap nasi dari hasil pungutannya di dalam karung yang dibawanya kemana-mana.
Lalu bagaimana dengan perasaan kamu ketika melihat anak kecil yang seharusnya saat malam hari ia belajar berhitung atau belajar membaca bersama ibunya, namun lain dikata justru ia berada di persimpangan jalan dengan menenteng kaleng kosong dan meminta minta kepada siapa saja pun yang ditemuinya. Tanpa rasa lelah ia berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Berusaha untuk mencari tempat yang penuh dengan keramaian dalam keadaan perut melilit. Ia berusaha berjalan sambil menyodorkan kaleng bekasnya kepada orang yang tidak ia kenal, berharap ada seseorang yang mau berbaik hati untuk memasukan sereceh uang.
Seorang ibu yang sedang mengumpulkan barang bekas di tempat wisata
 Sungguh!
Benar-benar sungguh saya selalu ingin menangis ketika melihat pemandangan yang miris seperti itu. Melihat fenomena kehidupan kota yang sebenarnya berbanding terbalik dan sangat jauh dari kata miris. Tetapi nyatanya saya melihat pemandangan itu justru di tengah kota yang hiruk pikuk penuh dengan keglamoran. Disaat kawula muda berdandan tampan dan cantik sambil membawa tentengan camera ditangannya untuk sekedar mencari spot foto demi kebutuhan feed media sosialnya. Demi memburu komentar pujian yang memuja, demi mengejar ratusan bahkan ribuan likes. Sungguh berbanding terbalik dengan fenomena yang saya lihat di jalanan kota yang miris itu bahkan saya sempat membayangkan kalau ibu tersebut adalah ibu kandung saya, bapak-bapak tua itu bapak kandung atau bahkan adik kecil itu adalah adik kandung saya yang sedang terlunta-lunta kelaparan meminta uang untuk membeli sesuap nasi.
Tolong…
Saya meminta tolong kepada teman-teman dengan penuh belas kasihan. Memohon empati kepada teman-teman untuk jangan takut berbagi. Sebenarnya beruntung bagi orang-orang yang bisa hidup serba berkecukupan dan bergelimangan harta. Bayangkan kalau semua orang di dunia ini penuh berkecukupan. Tentu tidak ada orang yang menjadi gelandangan. Tentu tidak ada orang yang masih mengemis di tepi jalan.
Saya tidak bisa mengatakan kalau hidup serba kekurangan seperti saudara kita yang belum beruntung adalah salah dari dirinya sendiri jika dalam keadaan mengasihani seperti itu. Tetapi adakah orang yang masih mau berbaik hati di luar sana yang mau menyisihkan uangnya untuk kebahagiaan orang lain? Kebanyakan orang berfikir "sudah susah payah kerja hingga banting tulang untuk mencari uang, apa iya harus diberikan ke orang lain" atau ada pikiran lain yang menghantui seperti "ada uang sekian rupiah hanya cukup buat menyambung hidup seminggu ini, haruskah diberikan kepada orang lain?"
Itu adalah pikiran-pikiran yang takut akan berbagi dengan orang lain. Padahal dengan berbagi itulah dapat membantu lebih banyak saudara kita yang sangat membutuhkan. Walaupun harta yang diberikan hanya seribu rupiah. Ya benar, hanya selembar uang dengan nominal Rp. 1000,- mungkin saja uang yang nominalnya tidak seberapa itu bisa memperpanjang umurnya pada hari itu juga. Siapa yang tahu kan?
Mengingat salah satu perintah yang pernah saya pelajari di kitab suci, terdapat perintah untuk berbagi ini pada firman Allah dalam Alqur’an, surat An Nissa ayat 114: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali dari bisikan-bisikan orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat kebaikan atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar di dunia dan di akhirat”


Tak Akan Rugi

Jadi jangan takut berbagi kawan.
Karena berbagi tak akan rugi. Tak perlu menunggu lebih untuk berbagi. Dengan berbagi kita tidak akan kekurangan apapun juga, bahkan saya yakin dalam setiap kepercayaan yang ada di dunia ini mengajarkan kita pada kebaikan. Dan berbagi kepada orang lain adalah hal yang termasuk dalam ajaran kebaikan. Dengan memberikan sedikit saja harta yang kita miliki, kita juga akan mendapatkan doa yang banyak dari mereka yang sudah pernah kita bantu. Percaya lah. Itu adalah kekuatan magis dari berbagi.
Berbagi bukan hanya soal memberikan sebagian harta bagi yang membutuhkan, namun manfaat ini akan lebih luas dirasakan pada orang yang melakukannya seperti dengan memberikan apa yang kita punya baik material maupun non material untuk orang yang lebih membutuhkan. Bagi orang yang memberi sedekah semata-mata untuk membantu meringankan beban orang yang dibantu akan melatih sikap empati terhadap orang lain. Hal ini termasuk konsep sosial untuk saling tolong menolong antar manusia dalam kebaikan. Tentu jika kita bersedekah maka akan memberikan daya tambahan kepada orang yang menerima bantuan kita. Dengan begitu beban masalah yang dimiliki akan berkurang.
 Hal ini perlu menjadi perhatian karena kita berada pada satu lingkungan sosial yang sama namun ada orang disekitar kita yang kurang beruntung dan perlu diangkat beban penderitaannya. Kemiskinan, kelaparan, apapun kondisi kekurangan yang dialami seseorang sangat rentan akan menimbulkan tindakan yang tercela. Ketidakberdayaan yang dialami membuat mereka berpikir praktis untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang. Oleh karena itu, dengan membuat mereka tetap optimis menjalani hidup dengan bantuan dari kita, maka turut mencegah mereka dari berbuat tindakan menyimpang. Dampak jangka panjang yang didapatkan dari manfaat berbagi dalam masyarakat adalah jarak antara si kaya dan si miskin yang tidak lagi terlalu senjang. Artinya kesenjangan ekonomi akan bisa dikurangi ketika kita membantu mengangkat kalangan bawah dan mendukungnya untuk bisa memperbaiki nasib ekonomi mereka.
Nah, di zaman yang serba modern dan canggih ini tentu tidak akan menyulitkan bagi kita untuk berbagi. Apa lagi dengan pekerjaan yang banyak sehingga tidak ada waktu bagi kita menyempatkan masa emas untuk berbagi kepada banyak orang. Jangan khawatir kawan. Tak perlu pergi ke suatu tempat hanya untuk menyalurkan niat berbagi. Saat ini ada dompet dhuafa yang bisa membantu untuk mendonasikan sebagian rezeki kamu kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.
Sungguh..!
Zakat yang kita sisihkan ini dapat membantu mereka yang kekurangan agar mencapai kualitas hidup yang lebih baik dan bisa bermanfaat bagi sesama. Dengan berdonasi tiket kamu untuk masuk surga juga semakin besar loh. Nah alhamdulillah, penghimpun donasi kemanusiaan ini sudah melebarkan sayap kebaikannya mulai dari pelosok nusantara hingga luar negeri seperti Negara Amerika, Hongkong, Jepang, Australia, dan Korea Selatan. Berkat hadirnya dompet dhuafa ini tentunya hal yang berkaitan untuk berdonasi bisa kita lakukan dengan mudah.

www.dompetdhuafa.org
 Dompet Dhuafa adalah Lembaga Filantropi Islam bersumber dari dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) dan dana halal lainnya yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (humanitarian) dan wirausaha sosial profetik (prophetic socio-technopreneurship). Dompet dhuafa menjadi lembaga yang mampu mengubah tradisi pengelolaan dana umat tradisional menjadi manajemen professional. Penghimpun biaya ini telah menjadi pionir dalam memecahkan persoalan masyarakat.
Dengan memiliki beberapa program pemberdayaan yang terdiri dari berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dakwah kemanusiaan, bantuan bencana alam hingga advokasi dompet duafa akan terus mewujudkan masyarakat berdaya yang bertumpu pada sumber daya lokal melalui sistem yang berkeadilan. Sesuai dengan visinya yaitu terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan, dan pemberdayaan yang berbasis pada sistem keadilan.

Meraih Prestasi
Disisi lain setelah berkecimpung di dunia sosial selama kurang lebih 2.5 dasawarsa, dompet dhuafa juga banyak mendapatkan berbagai prestasi dari beberapa penghargaan yang didapatkannya seperti kekonsistensiannya sebagai organisasi non-profit yang berfokus pada bidang kemanusiaan, mengantarkan dompet dhuafa menerima penghargaan Ramon Magsaysay Award, penghargaan dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk urusan pengungsi dan pencari suaka dari Badan PBB pada tahun 2016. Sebelumnya di tahun 2015, juga mendapatkan penghargaan “Gold Award on Performance Excellence Growth“ dari Indonesia Quality Award Foundation, penghargaan Indonesia Original Brand (IOB) Award, Indonesia Middle-Class Brand Champion.
Sedangkan di tahun 2017 dompet dhuafa meraih penghargaan dari Baznas sebagai Laznas dengan operasional terbaik. Kali ini di tahun 2018, selain Moeslem Choice Youth, ada The Best Philantropy Institution 2018, di bagian Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) dompet dhuafa meraih penghargaan Stevie Awards Asia Pacific, Anugerah Brand Indonesia 2018, dan penghargaan dari Bank CIMB Niaga Syariah, serta dari Registrasi Akuntan Publik PKF.
Salah satu prestasi yang diraih oleh Dompet Dhuafa. www.dompetdhuafa.org
Selain itu juga bagi kamu yang takut atau bahkan ragu-ragu untuk berdonasi melalui lembaga ini karena rumor penipuan yang sedang marak di zaman millennial, jangan khawatir ya. Lembaga ini adalah lembaga yang sah di mata hukum karena berdasarkan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, dompet duafa merupakan institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Kemudian tepat pada tanggal 8 Oktober 2001 lalu, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang Pengukuhan Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga Amil Zakat tingkat nasional. Jadi tidak ada alasan lagi tuh kalau takut untuk berbagi kebahagiaan kepada banyak orang melalui dompet dhuafa ini. Marilah kita bersama-sama berjuang di jalan Allah dengan mengumpulkan banyak amal jariah kita untuk kepentingan bersama. Allahuakbar.. 






“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”  





sumber: 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

With Kadin We Make and Love Local Pride From Indonesian

B erb icara soal kebudayaan Indonesia memang tidak akan ada habisnya dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah memiliki kebudayaan dan ...