Seorang nenek sedang istirahat di salah satu pusat perbelanjaan pusat kota pada malam hari |
Hai
teman.
Sebenarnya
apa yang ada di dalam pikiran kamu jika bertemu dengan seorang tunawisma?
Bertemu ibu-ibu berusia senja dengan kondisi beliau sedang memikul karung
barang bekas yang besar seperti ia sedang menanggung beban yang sangat berat di
pasar? Bertemu bapak-bapak yang sedang tiduran di emperan kaki lima tanpa alas
tidur yang layak, berbaring di lantai semen dalam keadaan meringkuk seperti
udang sambil menahan lapar dan dinginnya malam? Bertemu tekyan sambil membawa
kaleng bekas tanpa alas kaki dan pakaian yang compang-camping di perempatan
lampu merah?
Oh ya sebelumnya saya ingin menceritakan
sedikit tentang tekyan. Kamu mungkin tidak akan mendapatkan pengertian tentang
tekyan jika mencari kata tersebut di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Tekyan merupakan singkatan dari sitik-sitik doyan. Istilah ini digunakan oleh
warga Jogja untuk menyebut anak jalanan yang jika diberi sedikit rezeki mereka
mau menerimanya dengan senang hati. Misalnya diberi sepotong kue, oke. Diberi
nasi sebungkus, oke. Bahkan diberi sebatang rokok mereka juga oke dan tidak
menolak asal bisa menyambung hidup dan masih bisa merasakan kenikmatan hidup
walau sedikit.
Nah,
kembali ke permasalahan sebelumnya ya, bagaimana dengan perasaan kamu ketika
melihat seorang ibu yang sudah berusia senja dan bertubuh rapuh masih menopang
beban berat dipundaknya? Beliau berjalan tertatih-tatih di jalanan yang bising
tanpa alas kaki, tanpa perlindungan kepala dari teriknya matahari. Tubuhnya
yang kurus hanya berbalut pakaian seadanya yang compang-camping asal menutup
auratnya saja. Beliau berjalan menuju ke pasar untuk berharap ada yang bisa ia
jual untuk mendapatkan sesuap nasi dari hasil pungutannya di dalam karung yang
dibawanya kemana-mana.
Lalu
bagaimana dengan perasaan kamu ketika melihat anak kecil yang seharusnya saat
malam hari ia belajar berhitung atau belajar membaca bersama ibunya, namun lain
dikata justru ia berada di persimpangan jalan dengan menenteng kaleng kosong
dan meminta minta kepada siapa saja pun yang ditemuinya. Tanpa rasa lelah ia
berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Berusaha untuk
mencari tempat yang penuh dengan keramaian dalam keadaan perut melilit. Ia
berusaha berjalan sambil menyodorkan kaleng bekasnya kepada orang yang tidak ia
kenal, berharap ada seseorang yang mau berbaik hati untuk memasukan sereceh
uang.
Seorang ibu yang sedang mengumpulkan barang bekas di tempat wisata |
Sungguh!
Benar-benar
sungguh saya selalu ingin menangis ketika melihat pemandangan yang miris
seperti itu. Melihat fenomena kehidupan kota yang sebenarnya berbanding terbalik
dan sangat jauh dari kata miris. Tetapi
nyatanya saya melihat pemandangan itu justru di tengah kota yang hiruk pikuk
penuh dengan keglamoran. Disaat kawula muda berdandan tampan dan cantik sambil
membawa tentengan camera ditangannya untuk sekedar mencari spot foto demi kebutuhan
feed media sosialnya. Demi memburu
komentar pujian yang memuja, demi mengejar ratusan bahkan ribuan likes. Sungguh
berbanding terbalik dengan fenomena yang saya lihat di jalanan kota yang miris
itu bahkan saya sempat membayangkan kalau ibu tersebut adalah ibu kandung saya,
bapak-bapak tua itu bapak kandung atau bahkan adik kecil itu adalah adik
kandung saya yang sedang terlunta-lunta kelaparan meminta uang untuk membeli
sesuap nasi.
Tolong…
Saya meminta
tolong kepada teman-teman dengan penuh belas kasihan. Memohon empati kepada
teman-teman untuk jangan takut berbagi. Sebenarnya beruntung bagi orang-orang
yang bisa hidup serba berkecukupan dan bergelimangan harta. Bayangkan kalau
semua orang di dunia ini penuh berkecukupan. Tentu tidak ada orang yang menjadi
gelandangan. Tentu tidak ada orang yang masih mengemis di tepi jalan.
Saya
tidak bisa mengatakan kalau hidup serba kekurangan seperti saudara kita yang
belum beruntung adalah salah dari dirinya sendiri jika dalam keadaan mengasihani
seperti itu. Tetapi adakah orang yang masih mau berbaik hati di luar sana yang
mau menyisihkan uangnya untuk kebahagiaan orang lain? Kebanyakan orang berfikir
"sudah susah payah kerja hingga banting tulang untuk mencari uang, apa iya
harus diberikan ke orang lain" atau ada pikiran lain yang menghantui
seperti "ada uang sekian rupiah hanya cukup buat menyambung hidup seminggu
ini, haruskah diberikan kepada orang lain?"
Itu
adalah pikiran-pikiran yang takut akan berbagi dengan orang lain. Padahal dengan
berbagi itulah dapat membantu lebih banyak saudara kita yang sangat
membutuhkan. Walaupun harta yang diberikan hanya seribu rupiah. Ya benar, hanya
selembar uang dengan nominal Rp. 1000,- mungkin saja uang yang nominalnya tidak
seberapa itu bisa memperpanjang umurnya pada hari itu juga. Siapa yang tahu
kan?
Mengingat salah satu perintah yang pernah saya pelajari di kitab suci, terdapat perintah untuk berbagi ini pada firman Allah dalam Alqur’an, surat
An Nissa ayat 114: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
kecuali dari bisikan-bisikan orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah,
atau berbuat kebaikan atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan
barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami
akan memberinya pahala yang besar di dunia dan di akhirat”
Tak Akan Rugi
Jadi jangan takut berbagi kawan.
Karena
berbagi tak akan rugi. Tak perlu menunggu lebih untuk berbagi. Dengan berbagi
kita tidak akan kekurangan apapun juga, bahkan saya yakin dalam setiap
kepercayaan yang ada di dunia ini mengajarkan kita pada kebaikan. Dan berbagi
kepada orang lain adalah hal yang termasuk dalam ajaran kebaikan. Dengan
memberikan sedikit saja harta yang kita miliki, kita juga akan mendapatkan doa
yang banyak dari mereka yang sudah pernah kita bantu. Percaya lah. Itu adalah
kekuatan magis dari berbagi.
Berbagi
bukan hanya soal memberikan sebagian harta bagi yang membutuhkan, namun manfaat
ini akan lebih luas dirasakan pada orang yang melakukannya seperti dengan memberikan apa yang kita
punya baik material maupun non material untuk orang yang lebih membutuhkan. Bagi
orang yang memberi sedekah semata-mata untuk membantu meringankan beban orang
yang dibantu akan melatih sikap empati terhadap orang lain. Hal ini termasuk konsep
sosial untuk saling tolong menolong antar manusia dalam kebaikan. Tentu jika
kita bersedekah maka akan memberikan daya tambahan kepada orang yang menerima
bantuan kita. Dengan begitu beban masalah yang dimiliki akan berkurang.
Hal ini perlu menjadi perhatian karena kita
berada pada satu lingkungan sosial yang sama namun ada orang disekitar kita
yang kurang beruntung dan perlu diangkat beban penderitaannya. Kemiskinan,
kelaparan, apapun kondisi kekurangan yang dialami seseorang sangat rentan akan
menimbulkan tindakan yang tercela. Ketidakberdayaan yang dialami membuat mereka
berpikir praktis untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang. Oleh karena
itu, dengan membuat mereka tetap optimis menjalani hidup dengan bantuan dari
kita, maka turut mencegah mereka dari berbuat tindakan menyimpang. Dampak
jangka panjang yang didapatkan dari manfaat berbagi dalam masyarakat adalah
jarak antara si kaya dan si miskin yang tidak lagi terlalu senjang.
Artinya kesenjangan ekonomi akan bisa dikurangi ketika kita membantu mengangkat
kalangan bawah dan mendukungnya untuk bisa memperbaiki nasib ekonomi mereka.
Nah,
di zaman yang serba modern dan canggih ini tentu tidak akan menyulitkan bagi
kita untuk berbagi. Apa lagi dengan pekerjaan yang banyak sehingga tidak ada
waktu bagi kita menyempatkan masa emas untuk berbagi kepada banyak orang.
Jangan khawatir kawan. Tak perlu pergi ke suatu tempat hanya untuk menyalurkan
niat berbagi. Saat ini ada dompet dhuafa yang bisa membantu untuk mendonasikan
sebagian rezeki kamu kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah
tertentu.
Sungguh..!
Zakat yang kita
sisihkan ini dapat membantu mereka yang kekurangan agar mencapai kualitas hidup
yang lebih baik dan bisa bermanfaat bagi sesama. Dengan berdonasi tiket kamu
untuk masuk surga juga semakin besar loh. Nah alhamdulillah, penghimpun donasi
kemanusiaan ini sudah melebarkan sayap kebaikannya mulai dari pelosok nusantara
hingga luar negeri seperti Negara Amerika, Hongkong, Jepang, Australia, dan
Korea Selatan. Berkat hadirnya dompet dhuafa ini tentunya hal yang berkaitan
untuk berdonasi bisa kita lakukan dengan mudah.
www.dompetdhuafa.org |
Dompet Dhuafa adalah Lembaga Filantropi Islam
bersumber dari dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) dan dana halal
lainnya yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya
melalui kegiatan filantropis (humanitarian)
dan wirausaha sosial profetik (prophetic
socio-technopreneurship). Dompet
dhuafa menjadi lembaga yang mampu mengubah tradisi pengelolaan dana umat
tradisional menjadi manajemen professional. Penghimpun biaya ini telah menjadi
pionir dalam memecahkan persoalan masyarakat.
Dengan
memiliki beberapa program pemberdayaan yang terdiri dari berbagai bidang
seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dakwah kemanusiaan, bantuan
bencana alam hingga advokasi dompet duafa akan terus mewujudkan masyarakat
berdaya yang bertumpu pada sumber daya lokal melalui sistem yang berkeadilan.
Sesuai dengan visinya yaitu terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya melalui
pelayanan, pembelaan, dan pemberdayaan yang berbasis pada sistem keadilan.
Meraih Prestasi
Disisi lain setelah
berkecimpung di dunia sosial selama kurang lebih 2.5 dasawarsa, dompet dhuafa
juga banyak mendapatkan berbagai prestasi dari beberapa penghargaan yang
didapatkannya seperti kekonsistensiannya sebagai organisasi non-profit yang
berfokus pada bidang kemanusiaan, mengantarkan dompet dhuafa menerima
penghargaan Ramon Magsaysay Award, penghargaan dari United Nations High
Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk urusan pengungsi dan pencari suaka dari
Badan PBB pada tahun 2016. Sebelumnya di tahun 2015, juga mendapatkan
penghargaan “Gold Award on Performance Excellence Growth“ dari Indonesia
Quality Award Foundation, penghargaan Indonesia Original Brand (IOB) Award,
Indonesia Middle-Class Brand Champion.
Sedangkan di
tahun 2017 dompet dhuafa meraih penghargaan dari Baznas sebagai Laznas dengan
operasional terbaik. Kali ini di tahun 2018, selain Moeslem Choice Youth, ada
The Best Philantropy Institution 2018, di bagian Layanan Kesehatan Cuma-cuma
(LKC) dompet dhuafa meraih penghargaan Stevie Awards Asia Pacific, Anugerah
Brand Indonesia 2018, dan penghargaan dari Bank CIMB Niaga Syariah, serta dari
Registrasi Akuntan Publik PKF.
Salah satu prestasi yang diraih oleh Dompet Dhuafa. www.dompetdhuafa.org |
Selain itu juga
bagi kamu yang takut atau bahkan ragu-ragu untuk berdonasi melalui lembaga ini
karena rumor penipuan yang sedang marak di zaman millennial, jangan khawatir
ya. Lembaga ini adalah lembaga yang sah di mata hukum karena berdasarkan
Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, dompet duafa merupakan
institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Kemudian tepat pada
tanggal 8 Oktober 2001 lalu, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan
Surat Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang Pengukuhan Dompet Dhuafa Republika
sebagai Lembaga Amil Zakat tingkat nasional. Jadi tidak ada alasan lagi tuh
kalau takut untuk berbagi kebahagiaan kepada banyak orang melalui dompet dhuafa
ini. Marilah kita bersama-sama berjuang di jalan Allah dengan mengumpulkan
banyak amal jariah kita untuk kepentingan bersama. Allahuakbar..
“Tulisan
ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang
diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar