Hai
ibu pertiwi.
Apa kabar? Ibu sedang sakit ya. Sakit komplikasi dari gangguan
pernapasan karena kebakaran hutan, gangguan mata karena melihat kekacauan dan kerusuhan
dimana-mana, gangguan otak karena banyak kasus-kasus hak asasi manusia yang
terbengkalai bahkan tidak ada niat untuk diselesaikan. Terlebih gangguan hati
melihat para petinggi yang lupa memikirkan anak-anakmu ini bu.
Mereka sibuk dengan
persepsi dan pemikiran pribadi dengan tujuan memuaskan kampung tengah sendiri. Berkoar-koar beranggapan pendapat merekalah yang
paling benar. Entah siapa yang benar-benar membelamu ibu. Membela dengan hati
tanpa ada kepentingan terselubung. Tak banyak juga yang menjadi batu. Dulu yang
terkenal paling tulus membelamu tapi sekarang mereka diam seperti sudah digauli
semen dan sudah kering sehingga kaku.
Keseharian sekarang di isi dengan
sampah ucapan dan tulisan. Tak ada perbedaan mana yang benar mana yang sok paling
benar. Ucapan miskin pemikiran meracuni otak kanan dan kiri. Keracunan omong kosong
yang mendarah daging. Demokrasi memang panggung eksistensi bagi mereka yang
memiliki suara tinggi sampai lupa hakikat dalam diri dan lupa pakai hati.
Sekian
sampah tulisan ini di tulis. Berharap bisa didaur ulang dalam pemikiran dan
bisa berguna bagi kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar