Jika Anda berkunjung ke
Kota Singkawang yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, tidak ada salahnya
untuk mencicipi kuliner yang ada di Kota Seribu Klenteng ini, dengan sebutan
Seribu Klenteng tentu anda akan berfikir bahwa kota ini penuh dengan penduduk
yang non muslim, dan makanannya tentu juga tidak halal. Eeets, jangan berfikir
seperti itu ya, tidak semua makanan yang berjulukan Kota Amoy ini tidak halal,
ada juga yang halal koq. Seperti kuliner yang satu ini, BUBUR GUNTING, anda
pernah mendengarnya? Mungkin bagi penduduk asli Kota singkawang, bubur gunting
adalah termasuk makanan cemilan di pagi atau sore hari. Tetapi tidak bagi para
turis, mendengar kata bubur gunting mungkin terbilang aneh. Nama
yang aneh untuk disematkan disebuah kuliner berjenis bubur. Bahkan ada yang
membayangkan apanya yang digunting? Ayamnya? Telor? Apanya?
Penasaran kaaaan?
Bubur gunting merupakan salah satu kuliner khas dan
terkenal di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Mungkin Kota Singkawang juga dapat disematkan julukan ‘Kota
Bubur’, saking banyaknya varian bubur yang bisa ditemui (selain,*Bubur Pedas
#BikinRindu1*, masih ada bubur-bubur berikutnya). Bubur gunting berasal
dari resep turun temurun warga keturunan Tiong Hoa yang bermukim di
Singkawang. Mereka menamakannya dengan "Liuk Theu San" yang
berarti bubur kacang hijau seperti berlian. Bubur ini terdiri dari kacang hijau yang sudah digiling sehingga lepas
bagian kulit hijaunya menjadi berwarna kuning, kemudian dicampur dengan air
gula, tepung kanji yang kental, daun pandan dan cakwe kering yang digunting
kecil-kecil. Sebutan "Bubur Gunting" muncul karena dalam
penyajian salah satu bahannya yaitu Ji Ca Kwe, roti dari tepung yang
digoreng yang biasa juga dikenal dengan Cakwe dipotong-potong menggunakan
gunting. Cakwe yang digunting
inilah yang membuat kuliner ini dikenal dengan nama ‘Bubur Gunting’.
Pengolahan masing-masing bahan punya
cara tersendiri. Kacang hijau misalnya, digiling dengan batu giling yang sederhana.
Usai gilingan pertama, baru sebagian kulit kacang yang lepas sehingga kacang
harus dijemur lagi, dan digiling lagi lalu direndam. Proses ini bisa dua hari
sebelum kacang hijau bersih dari kulitnya yang berwarna hijau dan siap dikukus.
Bubur bernama asli Luk Tew Sang ini, diolah dari bahan-bahan yang sederhana
seperti kacang hijau, tepung kanji, membuat kuah bubur dengan menjerang air
hingga mendidih di dalam panci alumunium. Daun pandan dan gula putih dimasukkan
ketika air mulai mendidih. Barulah adonan tepung kanji dimasukkan sedikit demi
sedikit. Setidaknya harus ada 2 orang yang memasak adonan ini karena sambil mengaduk
adonan, sementara lainnya menuangkan adonan tepung kanji. Mengaduk pun harus
seirama tak bisa terus-terusan satu arah saja. Bila telat mengaduk, kuah akan
cepat menggumpal. Apalagi setelah kacang hijau masuk, mengaduk menjadi hal yang
rutin dilakukan sekitar 15 menit. Hasilnya kuah bubur nampak seperti lem dengan
untaian kacang hijau yang menyebar. Takaran gulanya sangat pas. Tak terlalu
manis, dengan harum pandan, bubur terasa lengket.. namun begitu lengkap dengan
rasa gurih cak we.
Harga seporsi cukup Rp. 4.000,- sampai Rp.5.000,- saja. walaupun menjadi makanan khas di Kota Singkawang, tetapi tidak banyak orang yang mengetahui
bahwa ada kedai khusus yang
menjual Bubur Gunting di Kota Seribu Klenteng ini. Sebenarnya anda bisa dengan mudah mendapatkan
bubur gunting ini sedari pagi hingga sore di pasar Terminal Induk jalan Alianyang,
selain di tempat lapak dagang gerobak yang biasanya terletak di jalan Pangeran
Antasari. Well, selamaaat kulineran
yaa..*dpm*