Sabtu, 28 April 2018

Bubur Gunting #BikinRindu2

Jika Anda berkunjung ke Kota Singkawang yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, tidak ada salahnya untuk mencicipi kuliner yang ada di Kota Seribu Klenteng ini, dengan sebutan Seribu Klenteng tentu anda akan berfikir bahwa kota ini penuh dengan penduduk yang non muslim, dan makanannya tentu juga tidak halal. Eeets, jangan berfikir seperti itu ya, tidak semua makanan yang berjulukan Kota Amoy ini tidak halal, ada juga yang halal koq. Seperti kuliner yang satu ini, BUBUR GUNTING, anda pernah mendengarnya? Mungkin bagi penduduk asli Kota singkawang, bubur gunting adalah termasuk makanan cemilan di pagi atau sore hari. Tetapi tidak bagi para turis, mendengar kata bubur gunting mungkin terbilang aneh. Nama yang aneh untuk disematkan disebuah kuliner berjenis bubur. Bahkan ada yang membayangkan apanya yang digunting? Ayamnya? Telor? Apanya? Penasaran kaaaan? 
Bubur gunting  merupakan salah satu kuliner khas dan terkenal di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Mungkin Kota Singkawang juga dapat disematkan julukan ‘Kota Bubur’, saking banyaknya varian bubur yang bisa ditemui (selain,*Bubur Pedas #BikinRindu1*, masih ada bubur-bubur berikutnya). Bubur gunting berasal dari resep turun temurun warga keturunan Tiong Hoa yang bermukim di Singkawang. Mereka menamakannya dengan "Liuk Theu San" yang berarti bubur kacang hijau seperti berlian. Bubur ini terdiri dari kacang hijau yang sudah digiling sehingga lepas bagian kulit hijaunya menjadi berwarna kuning, kemudian dicampur dengan air gula, tepung kanji yang kental, daun pandan dan cakwe kering yang digunting kecil-kecil.  Sebutan "Bubur Gunting" muncul karena dalam penyajian salah satu bahannya yaitu Ji Ca Kwe, roti dari tepung yang digoreng yang biasa juga dikenal dengan Cakwe dipotong-potong menggunakan gunting. Cakwe yang digunting inilah yang membuat kuliner ini dikenal dengan nama ‘Bubur Gunting’.
Pengolahan masing-masing bahan punya cara tersendiri. Kacang hijau misalnya, digiling dengan batu giling yang sederhana. Usai gilingan pertama, baru sebagian kulit kacang yang lepas sehingga kacang harus dijemur lagi, dan digiling lagi lalu direndam. Proses ini bisa dua hari sebelum kacang hijau bersih dari kulitnya yang berwarna hijau dan siap dikukus.
Bubur bernama asli Luk Tew Sang ini, diolah dari bahan-bahan yang sederhana seperti kacang hijau, tepung kanji, membuat kuah bubur dengan menjerang air hingga mendidih di dalam panci alumunium. Daun pandan dan gula putih dimasukkan ketika air mulai mendidih. Barulah adonan tepung kanji dimasukkan sedikit demi sedikit. Setidaknya harus ada 2 orang yang memasak adonan ini karena sambil mengaduk adonan, sementara lainnya menuangkan adonan tepung kanji. Mengaduk pun harus seirama tak bisa terus-terusan satu arah saja. Bila telat mengaduk, kuah akan cepat menggumpal. Apalagi setelah kacang hijau masuk, mengaduk menjadi hal yang rutin dilakukan sekitar 15 menit. Hasilnya kuah bubur nampak seperti lem dengan untaian kacang hijau yang menyebar. Takaran gulanya sangat pas. Tak terlalu manis, dengan harum pandan, bubur terasa lengket.. namun begitu lengkap dengan rasa gurih cak we.
Harga seporsi cukup Rp. 4.000,- sampai Rp.5.000,-  saja. walaupun menjadi makanan khas di Kota Singkawang, tetapi tidak banyak orang yang mengetahui bahwa ada kedai khusus yang menjual Bubur Gunting di Kota Seribu Klenteng ini. Sebenarnya anda bisa dengan mudah mendapatkan bubur gunting ini sedari pagi hingga sore di pasar Terminal Induk jalan Alianyang, selain di tempat lapak dagang gerobak yang biasanya terletak di jalan Pangeran Antasari.  Well, selamaaat kulineran yaa..*dpm*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

With Kadin We Make and Love Local Pride From Indonesian

B erb icara soal kebudayaan Indonesia memang tidak akan ada habisnya dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah memiliki kebudayaan dan ...