Jumat, 19 April 2019

Berbagi Tak Akan Rugi Bersama Dompet Dhuafa


Seorang nenek sedang istirahat di salah satu pusat perbelanjaan pusat kota pada malam hari

Hai teman.
Sebenarnya apa yang ada di dalam pikiran kamu jika bertemu dengan seorang tunawisma? Bertemu ibu-ibu berusia senja dengan kondisi beliau sedang memikul karung barang bekas yang besar seperti ia sedang menanggung beban yang sangat berat di pasar? Bertemu bapak-bapak yang sedang tiduran di emperan kaki lima tanpa alas tidur yang layak, berbaring di lantai semen dalam keadaan meringkuk seperti udang sambil menahan lapar dan dinginnya malam? Bertemu tekyan sambil membawa kaleng bekas tanpa alas kaki dan pakaian yang compang-camping di perempatan lampu merah?
 Oh ya sebelumnya saya ingin menceritakan sedikit tentang tekyan. Kamu mungkin tidak akan mendapatkan pengertian tentang tekyan jika mencari kata tersebut di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Tekyan merupakan singkatan dari sitik-sitik doyan. Istilah ini digunakan oleh warga Jogja untuk menyebut anak jalanan yang jika diberi sedikit rezeki mereka mau menerimanya dengan senang hati. Misalnya diberi sepotong kue, oke. Diberi nasi sebungkus, oke. Bahkan diberi sebatang rokok mereka juga oke dan tidak menolak asal bisa menyambung hidup dan masih bisa merasakan kenikmatan hidup walau sedikit.
Nah, kembali ke permasalahan sebelumnya ya, bagaimana dengan perasaan kamu ketika melihat seorang ibu yang sudah berusia senja dan bertubuh rapuh masih menopang beban berat dipundaknya? Beliau berjalan tertatih-tatih di jalanan yang bising tanpa alas kaki, tanpa perlindungan kepala dari teriknya matahari. Tubuhnya yang kurus hanya berbalut pakaian seadanya yang compang-camping asal menutup auratnya saja. Beliau berjalan menuju ke pasar untuk berharap ada yang bisa ia jual untuk mendapatkan sesuap nasi dari hasil pungutannya di dalam karung yang dibawanya kemana-mana.
Lalu bagaimana dengan perasaan kamu ketika melihat anak kecil yang seharusnya saat malam hari ia belajar berhitung atau belajar membaca bersama ibunya, namun lain dikata justru ia berada di persimpangan jalan dengan menenteng kaleng kosong dan meminta minta kepada siapa saja pun yang ditemuinya. Tanpa rasa lelah ia berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Berusaha untuk mencari tempat yang penuh dengan keramaian dalam keadaan perut melilit. Ia berusaha berjalan sambil menyodorkan kaleng bekasnya kepada orang yang tidak ia kenal, berharap ada seseorang yang mau berbaik hati untuk memasukan sereceh uang.
Seorang ibu yang sedang mengumpulkan barang bekas di tempat wisata
 Sungguh!
Benar-benar sungguh saya selalu ingin menangis ketika melihat pemandangan yang miris seperti itu. Melihat fenomena kehidupan kota yang sebenarnya berbanding terbalik dan sangat jauh dari kata miris. Tetapi nyatanya saya melihat pemandangan itu justru di tengah kota yang hiruk pikuk penuh dengan keglamoran. Disaat kawula muda berdandan tampan dan cantik sambil membawa tentengan camera ditangannya untuk sekedar mencari spot foto demi kebutuhan feed media sosialnya. Demi memburu komentar pujian yang memuja, demi mengejar ratusan bahkan ribuan likes. Sungguh berbanding terbalik dengan fenomena yang saya lihat di jalanan kota yang miris itu bahkan saya sempat membayangkan kalau ibu tersebut adalah ibu kandung saya, bapak-bapak tua itu bapak kandung atau bahkan adik kecil itu adalah adik kandung saya yang sedang terlunta-lunta kelaparan meminta uang untuk membeli sesuap nasi.
Tolong…
Saya meminta tolong kepada teman-teman dengan penuh belas kasihan. Memohon empati kepada teman-teman untuk jangan takut berbagi. Sebenarnya beruntung bagi orang-orang yang bisa hidup serba berkecukupan dan bergelimangan harta. Bayangkan kalau semua orang di dunia ini penuh berkecukupan. Tentu tidak ada orang yang menjadi gelandangan. Tentu tidak ada orang yang masih mengemis di tepi jalan.
Saya tidak bisa mengatakan kalau hidup serba kekurangan seperti saudara kita yang belum beruntung adalah salah dari dirinya sendiri jika dalam keadaan mengasihani seperti itu. Tetapi adakah orang yang masih mau berbaik hati di luar sana yang mau menyisihkan uangnya untuk kebahagiaan orang lain? Kebanyakan orang berfikir "sudah susah payah kerja hingga banting tulang untuk mencari uang, apa iya harus diberikan ke orang lain" atau ada pikiran lain yang menghantui seperti "ada uang sekian rupiah hanya cukup buat menyambung hidup seminggu ini, haruskah diberikan kepada orang lain?"
Itu adalah pikiran-pikiran yang takut akan berbagi dengan orang lain. Padahal dengan berbagi itulah dapat membantu lebih banyak saudara kita yang sangat membutuhkan. Walaupun harta yang diberikan hanya seribu rupiah. Ya benar, hanya selembar uang dengan nominal Rp. 1000,- mungkin saja uang yang nominalnya tidak seberapa itu bisa memperpanjang umurnya pada hari itu juga. Siapa yang tahu kan?
Mengingat salah satu perintah yang pernah saya pelajari di kitab suci, terdapat perintah untuk berbagi ini pada firman Allah dalam Alqur’an, surat An Nissa ayat 114: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali dari bisikan-bisikan orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat kebaikan atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar di dunia dan di akhirat”


Tak Akan Rugi

Jadi jangan takut berbagi kawan.
Karena berbagi tak akan rugi. Tak perlu menunggu lebih untuk berbagi. Dengan berbagi kita tidak akan kekurangan apapun juga, bahkan saya yakin dalam setiap kepercayaan yang ada di dunia ini mengajarkan kita pada kebaikan. Dan berbagi kepada orang lain adalah hal yang termasuk dalam ajaran kebaikan. Dengan memberikan sedikit saja harta yang kita miliki, kita juga akan mendapatkan doa yang banyak dari mereka yang sudah pernah kita bantu. Percaya lah. Itu adalah kekuatan magis dari berbagi.
Berbagi bukan hanya soal memberikan sebagian harta bagi yang membutuhkan, namun manfaat ini akan lebih luas dirasakan pada orang yang melakukannya seperti dengan memberikan apa yang kita punya baik material maupun non material untuk orang yang lebih membutuhkan. Bagi orang yang memberi sedekah semata-mata untuk membantu meringankan beban orang yang dibantu akan melatih sikap empati terhadap orang lain. Hal ini termasuk konsep sosial untuk saling tolong menolong antar manusia dalam kebaikan. Tentu jika kita bersedekah maka akan memberikan daya tambahan kepada orang yang menerima bantuan kita. Dengan begitu beban masalah yang dimiliki akan berkurang.
 Hal ini perlu menjadi perhatian karena kita berada pada satu lingkungan sosial yang sama namun ada orang disekitar kita yang kurang beruntung dan perlu diangkat beban penderitaannya. Kemiskinan, kelaparan, apapun kondisi kekurangan yang dialami seseorang sangat rentan akan menimbulkan tindakan yang tercela. Ketidakberdayaan yang dialami membuat mereka berpikir praktis untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang. Oleh karena itu, dengan membuat mereka tetap optimis menjalani hidup dengan bantuan dari kita, maka turut mencegah mereka dari berbuat tindakan menyimpang. Dampak jangka panjang yang didapatkan dari manfaat berbagi dalam masyarakat adalah jarak antara si kaya dan si miskin yang tidak lagi terlalu senjang. Artinya kesenjangan ekonomi akan bisa dikurangi ketika kita membantu mengangkat kalangan bawah dan mendukungnya untuk bisa memperbaiki nasib ekonomi mereka.
Nah, di zaman yang serba modern dan canggih ini tentu tidak akan menyulitkan bagi kita untuk berbagi. Apa lagi dengan pekerjaan yang banyak sehingga tidak ada waktu bagi kita menyempatkan masa emas untuk berbagi kepada banyak orang. Jangan khawatir kawan. Tak perlu pergi ke suatu tempat hanya untuk menyalurkan niat berbagi. Saat ini ada dompet dhuafa yang bisa membantu untuk mendonasikan sebagian rezeki kamu kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.
Sungguh..!
Zakat yang kita sisihkan ini dapat membantu mereka yang kekurangan agar mencapai kualitas hidup yang lebih baik dan bisa bermanfaat bagi sesama. Dengan berdonasi tiket kamu untuk masuk surga juga semakin besar loh. Nah alhamdulillah, penghimpun donasi kemanusiaan ini sudah melebarkan sayap kebaikannya mulai dari pelosok nusantara hingga luar negeri seperti Negara Amerika, Hongkong, Jepang, Australia, dan Korea Selatan. Berkat hadirnya dompet dhuafa ini tentunya hal yang berkaitan untuk berdonasi bisa kita lakukan dengan mudah.

www.dompetdhuafa.org
 Dompet Dhuafa adalah Lembaga Filantropi Islam bersumber dari dana Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) dan dana halal lainnya yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (humanitarian) dan wirausaha sosial profetik (prophetic socio-technopreneurship). Dompet dhuafa menjadi lembaga yang mampu mengubah tradisi pengelolaan dana umat tradisional menjadi manajemen professional. Penghimpun biaya ini telah menjadi pionir dalam memecahkan persoalan masyarakat.
Dengan memiliki beberapa program pemberdayaan yang terdiri dari berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dakwah kemanusiaan, bantuan bencana alam hingga advokasi dompet duafa akan terus mewujudkan masyarakat berdaya yang bertumpu pada sumber daya lokal melalui sistem yang berkeadilan. Sesuai dengan visinya yaitu terwujudnya masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan, dan pemberdayaan yang berbasis pada sistem keadilan.

Meraih Prestasi
Disisi lain setelah berkecimpung di dunia sosial selama kurang lebih 2.5 dasawarsa, dompet dhuafa juga banyak mendapatkan berbagai prestasi dari beberapa penghargaan yang didapatkannya seperti kekonsistensiannya sebagai organisasi non-profit yang berfokus pada bidang kemanusiaan, mengantarkan dompet dhuafa menerima penghargaan Ramon Magsaysay Award, penghargaan dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk urusan pengungsi dan pencari suaka dari Badan PBB pada tahun 2016. Sebelumnya di tahun 2015, juga mendapatkan penghargaan “Gold Award on Performance Excellence Growth“ dari Indonesia Quality Award Foundation, penghargaan Indonesia Original Brand (IOB) Award, Indonesia Middle-Class Brand Champion.
Sedangkan di tahun 2017 dompet dhuafa meraih penghargaan dari Baznas sebagai Laznas dengan operasional terbaik. Kali ini di tahun 2018, selain Moeslem Choice Youth, ada The Best Philantropy Institution 2018, di bagian Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) dompet dhuafa meraih penghargaan Stevie Awards Asia Pacific, Anugerah Brand Indonesia 2018, dan penghargaan dari Bank CIMB Niaga Syariah, serta dari Registrasi Akuntan Publik PKF.
Salah satu prestasi yang diraih oleh Dompet Dhuafa. www.dompetdhuafa.org
Selain itu juga bagi kamu yang takut atau bahkan ragu-ragu untuk berdonasi melalui lembaga ini karena rumor penipuan yang sedang marak di zaman millennial, jangan khawatir ya. Lembaga ini adalah lembaga yang sah di mata hukum karena berdasarkan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, dompet duafa merupakan institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Kemudian tepat pada tanggal 8 Oktober 2001 lalu, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang Pengukuhan Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga Amil Zakat tingkat nasional. Jadi tidak ada alasan lagi tuh kalau takut untuk berbagi kebahagiaan kepada banyak orang melalui dompet dhuafa ini. Marilah kita bersama-sama berjuang di jalan Allah dengan mengumpulkan banyak amal jariah kita untuk kepentingan bersama. Allahuakbar.. 






“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”  





sumber: 




Senin, 01 April 2019

#Nostalgia : Es Jadoel Alun-Alun Kidul Jogja

Es Jadoel Mbah Tukiman
Akan ada sedikit drama di awal perkenalan dengan orang hebat kali ini. Dramanya adalah cerita tentang pertama kali saya dan calon suami saya bertemu dengan beliau secara tidak sengaja. Kala itu malam minggu. Yaa biasa lah layaknya kawula muda pacaran. Saya dan calon suami saya waste ours time dengan keliling jogja. Sampai akhirnya hujan mengguyur jogja malam itu. Gerimis. Ya hujan yang terbilang rintik-rintik itu termasuk air dari langit yang lumayan bisa membuat baju kami basah. No. jangan berfikir ngeres dulu ya.. dalam gerimis hujan itu kami tetap melaju berkeliling kota istimewa ini.
Ya begitu lah hobi saya dan calon suami saya. Tetap keliling kota walaupun tidak ada tujuan. Akhirnya sang calon suami saya mungkin lelah ya boncengin saya yang mulai kedinginan. Tepatnya kelaparan sih.. hehe.. doi pun bilang ke saya “kite ke Alkid jak ye” (dengan logat Kota Pontianaknya yang khas itu). Dan saya pun mengiya kan ajuannya.
Oh ya Alkid sebutan warga Jogja untuk sebuah alun-alun sebesar lapangan bola yang terletak di selatan keraton Jogja. Alkid merupakan tempat wisata yang ketika malam sangat ramai pengunjungnya karena ada banyak jajanan di sana dan yang membuat ciri khasnya adalah adanya Odong-Odong. (Next pankapan saya ceritain tentang Alkid ini yah… )
Biasanya di Alkid, saya dan calon suami saya ke tempat duduk favorit kami. Maklum lah saking lamanya tinggal di Jogja kami berdua sampe punya tempat duduk favorit. Spot di mana kami bisa melihat semua view yang ada di Alkid. Sebelum ke menuju tempat duduk favorit, kami sempat muter Alkid dua kali sampai akhirnya dengan dengan tidak sengaja (lagi), calon suami saya melihat ada mbah-mbah yang jualan menggunakan sepeda. Doi langsung bilang ke saya “Zi, itu kan bapak yang kita ketemu kemaren kan, coba lah liat”). Tanpa sengaja si doi melihat bapaknya. Saya akui juga neh doi selalu ingat dengan siapa saja  orang yang pernah kami temui dengan cara yang hebat juga.
Singkat cerita saya pun membenarkan bahwa yang di lihat calon suami saya itu adalah orang yang selalu kami cari selama ini. Wah, drama apa lagi ini ya….. hahaha
Jadi tuh begini, duh ceritain gak ya. Bakalan panjang neh kalau diceritain awal mula bertemu dengan mbah ini. Ehm, pokoknya singkat cerita saya pernah ketemu beliau sebelumnya tetapi saya tidak mengetahui apa yang di jual mbah ini.
Setelah bertemu lagi sekian lama akhirnya saya tahu namanya beliau adalah Mbah Tukiman. Malam pertama saya bertemu beliau sekitar pukul 23.00, dan barang dagangannya sudah hampir ludes saat itu. Saya hanya berbicara singkat dengan Mbah Tukiman, karena kondisi udara yang dingin dan mbah juga sepertinya sudah mau pulang ke rumah. Yang saya tau, rumah mbah Tukiman jauh dari kota Jogja.
Mbah Tukiman dan barang Dagangannya

Sempat saya dan calon suami saya membuntuti beliau bersepeda, tetapi malam itu kami kehilangan jejak. Esoknya saya masih ingin bertemu beliau tapi sayangnya tidak berjodoh. Saya tidak melihat mbah berjualan di Alkid. Hari kedua saya pun masih memantau beliau, hari ketiga dan hari seterus saya dan calon suami saya tidak berhasil menemukan beliau. Sampai kami punya pikiran masing-masing. Yaa, memang kala itu jogja hampir setiap hari diguyur hujan deras sampai calon suami saya befikir mungkin karena hujan mbahnya tidak jualan atau pindah lapak. Tetapi entah kenapa firasat saya mengatakan hal yang berbeda. Feeling saya bilang jangan-jangan mbah Tukiman sakit. Atau aaaaaaaaargh sudahlah. Sampai hari kedelapan yeaaaaaay, Finally seperti orang yang ketemu pacar setelah LDR lama rasanya. Malam itu sekitar pukul 19.00 saya iseng lagi dengan calon suami saya jalan-jalan ke Alkid. Dalam hati udah ada kepikiran mau ketemu mbah Tukiman lagi. Ternyata Mbah Tukiman ada di pinggir jalan sedang menjajakan barang dagangannya.
Tanpa berfikir lama saya dan calon suami saya segera menghampiri beliau. Aaaah, kangen sekali rasanya dengan beliau. Kali ini saya tidak akan melewati kesempatan bertemu dengan mbah Tukiman ini. Saya dan calon calon suami saya membeli dagangannya yang sangat enak ini. Tentu sambil memakan es jadoelnya ini saya berbincang ria dengan beliau. Sayangnya mbah Tukiman saat itu sedang sakit sehingga beliau tidak bisa berbicara dengan keras.

Mbah Tukiman dan Es Jadoelnya    
Jadi awal mulai kisahnya ini adalah kalau mbah Tukiman ini sudah mulai berjualan es jadoelnya sejak tahun 1965 di Pulau Sumatra. Kemudian beliau pindah ke Jogja dan berjualan hingga kini. Mbah tukiman ternyata tinggal di Daerah Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Tepatnya di Perumahan Notokenongo Asri ke arah selatan di RT 07 Dusun Gipangan, rumah beliau terletak tiga rumah dari perumahan itu.  
Jika kamu tahu Kasongan merupakan daerah yang lumayan sangat jauh untuk seorang mbah Tukiman yang berjualan menggunakan sepeda tuanya itu. Untuk berjualan di Alun-alun Kidul beliau akan berangkat dari rumah sekitar pukul 15.00 WIB dan mulai mengayuh sepedanya hingga Alkid sekitar pukul 17.30 WIB menjelang magrib. Dan beliau akan berjualan sampai dagangannya habis ya sekitar pukul 24.00 WIB, kemudian beliau baru akan pulang ke rumah lagi. Perjalanan menuju pulang ke rumah mbah Tukiman akan menyusuri jalan jogja, menyebrangi perempatan ringroad selatan dan melewati tiga kali jalan tanjakan untuk sampai ke rumahnya. Perjalanan yang menurut saya lumayan jauh untuk seorang pria yang berusia 79 tahun ini, dan hal itu ia lakukan setiap hari jika dalam keadaan kondisi tubuh yang sehat.
Sepeda Tua mbah Tukiman Yang Digunakannya Setiap Hari Untuk Berjualan

Sungguh salut saya dengan perjuangan mbah Tukiman yang di usia rentanya ini ia masih mampu berjualan jauh hingga dini hari. Beliau berjualan tanpa mengenal lelah. Walaupun baru sembuh dari sakitnya beliau tetap mengayuh sepedanya untuk mencari sesuap nasi. Di rumah beliau tinggal bersama sama istri dan anaknya. Untuk membuat Es jadoel ini mbah Tukiman bekerja sama dengan ibu RT yang ada di sekitar rumahnya. Tentu tujuannya mengajak ibu RT untuk membuat es jadoel ini adalah mbah Tukiman ingin melestarikan resep es jadoel ini kepada orang yang beliau percayai bisa dan mau untuk membuatnya agar tidak punah. Dengan keaslian resep yang mbah Tukiman miliki ia membuat es jadoel secara alami. Es jadoel mbah Tukiman ini termasuk murah. Cukup merogoh uang sekitar Rp. 2.500, kamu sudah bisa menikmati es jadoelnya yang benar-benar akan mengingatkan kita saat jajan sekolah dasar dahulu. Es jadoel yang mbah Tukiman jual ini juga terdiri dari beragam variasi. Mulai dari es rasa cokelat, kacang hijau, nanas, hingga strowbery ada.  
Mbah Tukiman akan berjualan setiap hari sesuai dengan kemampuan kesehatannya. Selain berjualan di malam hari di Alkid, mbah Tukiman juga berjualan di siang hari pada setiap hari minggu. Beliau berjualan di pasar Pasty zona tumbuhan hias. Kemudian menjelang sore baru beliau akan mengayuh sepedanya ke arah Alun-alun Kidul.
Nah, buat teman-teman yang sedang jalan-jalan ke Alun-alun Kidul Jogja, dan melihat mbah Tukiman. Jangan lupa dilariskan yah dagangannya. Siapa tau dengan membeli sepotong es Jadoelnya kita bisa membantu mbah Tukiman. Doakan selalu beliau untuk tetap sehat dan melestarikan kuliner unik ini ya teman-teman.. *dpm*
Peralatan yang Biasa Di bawa Mbah Tukiman Selama Jualan

#PasarMerakyat : Uniknya Pasar Senthir Jogja


Suasana Pasar Senthir yang Mulai Ramai Pembeli

Siapa yang tidak kenal dengan sebutan  kota pelajar di Negara yang berkode +62 ini..?
Yaa.. Kota Yogyakarta di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalau berbicara mengenai kota ini mungkin akan sangat-sangat buaaaaanyak informasi mengenainya di  search engine “Google”. Begitulah ya namanya juga kota terkenal selain Jakarta dan Bali, tentu banyak artikel yang sudah berseliweran di dunia maya untuk membahas keragaman isi Kota Gudeg ini.
Kota yang terkenal dengan Universitasnya yang jempolan di seluruh jagat raya Indonesia, terkenal dengan obyek wisatanya yang tak kalah tandingnya seperti di daerah lainnya. Terkenal dengan budayanya yang membudaya. Terkenal dengan kulinernya yang syedaaaap dan unik tiada tara. Etapi saya tidak ingin membahas hal-hal terkenal itu kali ini. Hehe. Saya berkisah tentang citarasa berbeda dari sisi tersembunyi yang ada di pusat keramaian Kota Jogja.
Apakah itu?
Jeng.. Jeng.. Jeng…
Pasar Senthir…
Ya, Pasar Senthir merupakan pasar barang bekas. Pasar ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu, kenapa di sebut pasar senthir? Karena zaman dahulu kala para pedagang yang membuka lapak hanya mengandalkan senthir sebagai penerangan. Dalam bahasa Jawa, Senthir adalah alat untuk menerangi atau lampu kecil dengan bahan bakar minyak atau pelita, maka dari itu dinamakan Pasar Senthir. Nah, selain menyediakan barang-barang bekas seperti buku, majalah, kaset sepatu, baju, handphone, sepeda bekas, aneka onderdil motor, aneka barang elektronik dapur seperti blender, rice cooker, dan lain-lain juga ada.
Selain Menjual Barang-Barang di Pasar Senthir Juga Menyediakan Obat-Obatan
Jual Barang Kuno
Bahkan neh ya, khusus buat kamu penggemar barang lawas atau barang kuno, senthir lah tempat yang cocok buat kamu berhunting ria. Di pasar ini juga tak kalah menariknya dengan tempat yang menjual barang-barang lawas seperti di tempat lainnya karena pasar ini juga menyediakan barang lawas seperti uang kuno, helm langka, keris, juga ada minyak lintah hutan yang dapat mengobati berbagai penyakit dan sangat jarang di temukan di apotek ada di pasar senthir ini lo.
Pasar sentir memang mempunyai cerita tersendiri dalam mewarnai malam di kota pendidikan dan kota wisata ini karena berbagai macam barang kebutuhan ada di tempat ini. Mungkin yang lebih menjadi daya tariknya adalah rata-rata barang yang dijual super murah karena rata-rata barang bekas yang terkadang bagi kita menjadi tidak berguna dan sudah kita buang ke tong sampah, namun jadi keberkahan sendiri bagi para pedagang di pasar senthir.

Pasar yang terletak di jalan Pabringan Selatan, Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122 sangat mudah untuk di temukan. Jika bingung bisa saja kamu bertanya kepada tukang becak yang ada di Malioboro dengan menyebutkan Pasar Senthir. Mereka pasti sudah kenal tempat yang lawas ini dan jangan panik kalau kamu akan di arahkan ke tempat parkir yang ada di selatan Pasar Beringharjo. Karena yaa pasar senthir ini memang menggunakan halaman parkir. Atau kamu bisa mencari pasar ini mulai dari dari Pasar Bringharjo kemudian berbelok ke timur menuju ke jalan Pabringan, nah lokasi Pasar Senthir terletak di area parkir Pasar Beringharjo. Bisa juga kamu berjalan menuju Pasar Sore yang ada di jalan Malioboro nah, pasar Senthir ini ada di belakang Pasar Sore.
 
Tampak Depan Halaman Parkir Selatan Bringharjo Yang Dijadikan Lapak Pasar Senthir
Walaupun berada di halaman parkir, pasar ini juga menyediakan parkir motor buat kamu yang membawa kendaraan pribadi. Jadi jangan khawatir yaa jika mau ke sini untuk membawa kendaraan. Halaman parkir ini khusus untuk pengendara roda dua ya, kalau yang bawa mobil bisa parkir di luar halaman. Di jamin aman kok parkirannya karena sudah ada yang menjaganya.   
Pasar Senthir buka pada malam hari mulai pukul 19.00 – 24.00 WIB, itu pun jika malam cerah alias tidak hujan, namun jika hujan maka pasar tersebut tidak buka, karena pedagang hanya menggelar lapak-lapak tanpa tenda. Yaa, pasar ini hanya beratapkan langit dan beralaskan spanduk atau koran bekas sebagai alas duduk para pedagangnya. Di jamin kamu akan betah di sini dan tidak akan kepanasan selama hunting barang karena pasarnya tidak di dalam gedung yang sumpek. Pasar Senthir biasanya ramai pada pukul 19.00 – 22.00 WIB, setelah itu biasanya pedagang sudah mulai mengemasi dagangannya.
Parkir Motor Pasar Senthir

Uniknya
Ketika menjelang malam hari, halaman parkir selatan Bringharjo ini mendadak dipenuhi oleh para pedagang yang akan menjajalkan dagangnya. Pedagang yang membuka lapak di pasar senthir ini berasal dari berbagai elemen masyarakat di sekitar jogja. Nah, jika ada pedagang tentu saja ada pembeli. Pembeli yang ada di pasar senthir juga berasal dari berbagai elemen masyarakat. Ada ibu rumah tangga yag memang mencari barang dapur secara murah, ada anak-anak remaja yang mencari baju atau barang lainnya, mahasiswa, bahkan orang berpenghasilan lebih juga mau datang ke pasar senthir ini untuk berburu barang kuno. Bisa di bilang pasar ini adalah pasar merakyat. *dpm*
Berbagai Elemen Rakyat Berkumpul Jadi satu :)
   


With Kadin We Make and Love Local Pride From Indonesian

B erb icara soal kebudayaan Indonesia memang tidak akan ada habisnya dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah memiliki kebudayaan dan ...